Wednesday, 29 October 2014

Hidayah

Malam ini tidak tau kenapa, sangat sulit untuk saya memejamkan mata padahal besok saya harus bekerja pagi-pagi sekali.
Muncul ide untuk membuat tulisan ini, malam ini yang telah lama tertunda-tunda.
Saya ingin berbagi pengalaman saya bagaimana saya berkenalan dengan yang namanya "HIDAYAH". Indah sekali dan sangat luar biasa, sampai saya sendiri sukar untuk menggambarkannya bagaimana rasa kebahagiaan itu.

Pertemuan saya dengan HIDAYAH bermula dari teman saya yang sedang melakukan internship disalah satu institut kejurusan, disana dia berkenalan dengan salah satu pelajar yang punya cita2 ingin menjadi Pendakwah. Singkat cerita pelajar inilah yang menjadi tempat teman saya sharing tentang Islam, amalan-amalan, semua berkaitan dengan ilmu agama. Setiap weekend dia selalu pulang ke kost-an saya untuk sekedar rehat dari aktifitas internship-nya.
Weekend itu dia menceritakan diskusinya dengan pelajar itu tentang apa itu muslim dan apa itu muslimah, bagaimana tanggung jawab mereka masing2 di akherat kelak.

Panjang dia menceritakan sampai membawa ayat al-qur'an dan juga hadits. Aku mendengarkan dan terkadang memberi komentar. Diskusi itu berlanjut sampai keesokan harinya. Pagi-pagi sekali kami duduk di sofa ruang TV, dia mulai melanjutkan diskusi semalam dengan topik hijab dan khimar. Panjang lebar dia menceritakan bahwa sudah menjadikan kewajiban kita untuk menutup aurat agar kita terlindungi dari hal-hal yang tidak baik.

Kita berdua bukannya perempuan yang tidak menutup aurat, aku sudah sejak 2004 memilih untuk berhijab. Tapi hijab yang kita kenakan bukanlah hijab yang sesungguhnya diperintahkan oleh Allah. Kita masih pakai celana jeans atau kaos walaupun kita berhijab. Tiba-tiba dia bilang padaku: "Ayo kak, kita benerin hijab kita, hijab yang bener-bener sesuai dengan syariat Islam". Dengan sekenanya aku menjawab sambil mata tetap fokus didepan laptopku: "Kamu kalau mau berubah, berubah aja sendiri. Kalau aku belum siap pake gituan (baju panjang, longgar dan tidak transparan serta kerudung besar yg menutupi dada) karena sampe sekarang aja, belum bisa menjaga kelakuan dan juga mulut". Dia diam dan tidak membalas ucapanku dan tangannya mulai sibuk menari diatas screen IPad-nya.

Tiba-tiba dia memanggilku lagi sambil menunjukkan instagram salah satu artis Indonesia yang berhijrah dengan berhijab syar'i. Beliau terlihat suci, berseri dan juga sangat cantik. Aku cuma bilang subhanallah saja pada saat itu. Sambil berlalu pergi ke kamar mandi dan temanku pun pamit pulang.
Dikamar mandi tiba-tiba aku membayangkan diriku dengan pakaian yg dipakai oleh artis yg baru saja instagrammnya aku lihat. Sambil berkaca hatiku berkata "mampukah aku berpakaian seperti itu? Siapkah aku menjaga kelakuanku kelak jika berpakaian seperti itu? Istiqomahkah aku nantinya?" dan banyak lagi hal-hal yang bermunculan dalam benakku.

Selesai mandi, aku langsung mengerjakan ibadah sholat dzuhur, aku sholat dengan bermacam-macam pertanyaan dalam benakku dan hatiku yang tiba-tiba galau dengan apa yg muncul dibenakku. Aku berdoa lama sekali, apa yang ada dibenakku saat itu, aku luahkan kepada Allah. Selesai mengerjakan sholat aku langsung menghadap laptopku dan mulai mencari tau soal artis yang aku lihat instagramnya. Aku lihat videonya menjadi pembicara disebuah kampus dengan topik hijab syar'i. Dari video itu aku mulai googling mencari tau apa itu hijab syar'i dan dari situ aku mengenali 2 ayat al-qur'an ini. Dua ayat al-qur'an yang mejelaskan kewajiban seorang muslimah untuk menutup auratnya dengan menghulur jilbabnya sampai kemata kaki dan juga menutup kepalanya dengan khimar sampai ke dada.

1. QS. Al-Ahzab: 59
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang".

Hatiku menjadi tersentuh pada saat membaca terjemahan dari ayat ini, aku mulai bermonolog "Ya Allah betapa jauhnya aku dariMu dan betapa berdosanya aku selama ini karena tidak menjalankan perintahmu dengan benar". Air mata terus mengalir pada saat aku membaca terjemahan dan tafsiran dari ayat tersebut. Lalu aku mulai memahami ayat yang kedua, yaitu;

2. QS. An Nuur: 31
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangan dan kemaluan dan janganlah mereka menampakkan perhiasan, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (khimar) keparas dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."


Aku biasa bertemu dengan teman-temanku dengan pakaian yang serba panjang, tertutup rapat dan jauh dari kesan modis. Tapi disini aku mulai menyadari bahwa itu bukanlah suatu pilihan dari mereka tapi mereka mematuhi perintah Tuhannya, sedangkan aku saat itu sama sekali tidak menunjukkan kepatuhanku kepada Allah yang merupakan Sang Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya. Astaghfirullahal adzim. Air mataku menetes tiada hentinya dan saat itu aku mulai bertafakur kepada Allah, meluahkan segala yang aku rasakan pada saat itu, bercerita semuanya kepada Allah dan tiba-tiba perasaan rindu akan Allah datang, Aku ingin Allah melihatku pada saat itu, aku ingin Allah dekat padaku dan aku ingin Allah membalas rasa rinduku.

Disaat aku merasakan perasaan seperti itu, aku mulai berwudhu dan mengerjakan sholat ashar. Selepas sholat aku habiskan waktuku dengan berdoa yang cukup lama kepada Allah, aku mulai terisak-isak mengingat semua dosa-dosa dan juga kesalahanku. Aku menangis sejadi-jadinya pada saat itu sampai aku tidak sanggup mengeluarkan suaraku pada saat aku bermunajat kepada Allah. Tangisku pecah hingga hanya hati yang mampu berkata. "Allah betapa rindunya aku padaMU, betapa aku ingin sekali dekat denganMu, tolong jangan pergi dariku Ya Allah, jangan berpaling dariku karena aku sungguh ingin Engkau melihatku dan dekat denganku". Itu yang aku ucapkan berulang-ulang DIdalam hati.

Disaat hatiku mulai lega, aku bangkit dengan kepala yang berdenyut-denyut sakit karena habis menangis. Aku habiskan waktuku dengan menonton video ceramah agama, bermacam ceramah aku saksikan. Berjam-jam aku duduk didepan laptop sambil menyaksikan ceramah agama dan tanpa terasa lagi waktu sholat maghrib-pun tiba. Aku mulai mengerjakan sholat dan sama seperti dua sholat sebelumnya, kali ini aku kembali menangis, hal yang sama aku rasakan yaitu ingin dekat dengan Allah karena aku merindukanNya. Kuhabiskan waktuku pada saat itu dengan berdzikir dan membaca Al-qur'an sehingga selesai aku berdiri dan coba berdiskusi dengan temanku melalui FB tentang perasaanku saat itu. Namun sayang, pada saat aku ingin ngobrol dengannya, dia sedang tidak online di FB, tapi aku meninggalkan pesan di inboxnya dan akupun melanjutkan dengan menonton ceramah.

Hingga adzan isya berkumandang, aku kembali mengerjakan sholat isya dan juga kembali menangis. Lama aku habiskan waktuku untuk bertafakur sama seperti sholat-sholat sebelumnya, perasaan rindu dan ingin dekat dengan Allah semakin menjadi. Hingga jam menunjukkan pukul 11.30 malam, tiba-tiba teman yang ingin aku ajak berdiskusi itu membalas pesanku melalui FB, kami pun mulai berdiskusi. Dengannya aku luahkan semua perasaan yang aku rasakan pada saat itu. Tentang hatiku yang sudah menerima mengenai kewajiban menutup aurat yang sesuai dengan syariat Islam, hanya saja otakku yang masih enggan untuk menerimanya dengan pertimbangan apakah nantinya aku mampu menjaga kelakuanku, menjaga lisanku dan tetap istiqomah?.

Dia bilang, kalau aku sudah mendapatkan HIDAYAH, aku telah berjumpa dengan HIDAYAH itu, aku bingung dan bertanya padanya, "bukankah hidayah itu datang melalui mimpi?".
Dia bilang kalau itu tidak harus, dia mulai menjelaskan kepadaku bahwa kalau Allah ingin menasehati umatNya maka Allah akan memasukan nasehat itu langsung ke hati umatNya dan Allah lah sebaik-baiknya penasehat. Aku menangis dan tersentuh dengan penjelasannya, "benarkah kalau aku telah mendapatkan HIDAYAH, inikah yang namanya HIDAYAH itu?". Siapapun bisa bertemu dengan HIDAYAH bahkan Pemabuk atau Penzina sekali pun. Namun tidak semua orang dengan mudah mendapatkan HIDAYAH, maka bersykurlah kalau kamu akhirnya bertemu dengan HIDAYAH itu, jelasnya kepadaku. Aku tidak bisa menahan air mata saat membaca penjelasannya, aku ceritakan kepadanya kalau setiap sholat dan berdoa, aku hanya mampu menangis, mengingat dosa-dosaku dan hatiku yg tiba-tiba rindu dan ingin dekat dengan Allah. Dia membalas perkataanku dengan kalimat yang membuatku sungguh terkejut dan juga bersyukur. Dia bilang bahwa air mata yang keluar karena mengingat Allah, itu dosa-dosanya juga akan ikut keluar bersama air matanya.

Masya Allah... Bahwa hanya dengan mengingat Allah sajalah, hatimu akan kian merasa tenang.

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, aku mengakhiri diskusi dengan temanku itu. Namun, malam itu aku sama sekali tidak dapat memejamkan mata, bahkan untuk tidur satu menitpun aku tidak bisa, mataku sama sekali tidak merasa ngantuk, justru perasaan ingin tahu tentang Islam, ibadah, aurat dan lain sebagainya semakin menjadi. Aku kerjakan sholat malam pada saat itu, berdzikir dan kembali aku habiskan waktuku untuk "berbicara" dengan Allah, mengeluarkan apa yang aku rasakan, betapa hati ingin melompat keluar untuk berjumpa dengan Sang Penciptanya.
Rindu,,,rindu,,,rindu dan semakin rindu hingga aku merasa tidak mau beranjak pergi dari atas sajadah.

Lama duduk "berbincang" dengan Allah tidak terasa waktu subuh pun sudah tiba, aku buka telekung dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu karena muka sudah basah dengan air mata dan mata juga bengkak. Aku berdiri kembali diatas sajadah dan mengumandangkan takbir "Allah...hu Akbar..". setiap bibir mengucapkan bacaan sholat air mataku tak berhenti mengalir, memaksa keluar. Betapa perasaan rindu itu semakin kuat aku rasakan, rasa ingin dekat dengan Allah semakin membulat dan aku ingin Allah melihatku saat itu, mendengar semua yang aku panjatkan kepadanya.

Disinilah aku merasakan perasaan dimana kalau kita meletakan Allah ditingkat yang paling atas pada hati dan fikiran kita, maka urusan yang lain dengan ikhlas kita pasrahkan, dan hidup tidak akan menjadi beban justru semakin tenang. Insya Allah...

Subuh itu juga aku putuskan, dalam hati aku berucap "Ya Allah,,, jika ini benar adalah HIDAYAH dariMu, sungguh aku bahagia dengan semua ini dan dengan tanpa beban aku siap mengatakan bahwa detik ini juga aku akan menjaga auratku sebaik-baiknya dengan berpakaian seperti yang Engkau perintahkan, bantu aku agar tetap istiqomah Ya Allah..."
Aku lanjut dengan membaca Surah Al-Waqia'ah.

Karena masih belum mengantuk, selesai sholat subuh aku coba merileks-kan pikiranku dengan menonton TV, waktu itu karena masih subuh banyak program ceramah agama yang ditayangkan. Aku suka dan coba mengikuti salah satu ceramah disalah satu station TV. Betapa kagetnya aku karena topik yang diangkat pada subuh itu adalah "BATASAN AURAT".
Subhanallah....

Allah seperti ingin menjawab keresahanku melalui program ceramah tersebut, karena dalam ceramah itu Sang Ustadz mengatakan begini dan aku masih ingat sekali:
"Muslimah yang berpakaian labuh, menutup auratnya dengan pakaian yang longgar, tidak ketat dan tidak transparan serta mengenakan khimar sehingga menutupi dadanya bukanlah mesti seorang Ustadzah... karena sudah menjadi perintah Allah untuk semua muslimah di dunia ini menjaga auratnya tanpa memandang dia seorang ustadzah kah atau ahli agama kah, dengan menutup aurat seperti yang Allah perintahkan, maka dengan sendirinya kita akan belajar menjaga lisan dan juga tingkah laku..."
Insya Allah...

Aku terdiam dan lagi-lagi kembali menangis, Allah seperti memberi jawaban atas keraguanku pada saat itu, Allah seperti memberi petunjuk yang membuat keyakinanku semakin bertambah.
"Berarti Allah mendengar doaku?" Batinku.
Subhanllah...
Dengan mantap, senja itu aku ucapkan "Bismillah, semoga aku terus istiqomah Ya Allah dan aku mohon petunjukmu"


Tepat tanggal 03 Mei 2014, Saya memutuskan untuk membenarkan kembali menutup aurat sesuai yang Allah sebutkan dalam firman-Nya QS. Al-Ahzab: 59 and QS. An nur: 31.
Pada saat itu pakaian Saya yang panjang, longgar dan tidak transparan masih terbatas, setiap pergi bekerja Saya seperti memakai seragam sekolah, karena hanya itu-itu saja pakaian yang Saya kenakan. Sedikit demi sedikit, Saya coba menambah koleksi pakaian Syar'i Saya.

Tulisan ini hanya sekedar sharing dari Saya, untuk para muslimah yang ada disana, yang masih belum menutup auratnya sesuai yang Allah perintahkan. Ayo berhijrahlah,, jangan pernah malu untuk berhijrah kearah kebaikan dan jadilah pejuang Allah.