Malam
ini tidak tau kenapa, sangat sulit untuk saya memejamkan mata padahal besok
saya harus bekerja pagi-pagi sekali.
Muncul
ide untuk membuat tulisan ini, malam ini yang telah lama tertunda-tunda.
Saya
ingin berbagi pengalaman saya bagaimana saya berkenalan dengan yang namanya
"HIDAYAH". Indah sekali dan sangat luar biasa, sampai saya sendiri
sukar untuk menggambarkannya bagaimana rasa kebahagiaan itu.
Pertemuan
saya dengan HIDAYAH bermula dari teman saya yang sedang melakukan internship
disalah satu institut kejurusan, disana dia berkenalan dengan salah satu
pelajar yang punya cita2 ingin menjadi Pendakwah. Singkat cerita pelajar inilah
yang menjadi tempat teman saya sharing tentang Islam, amalan-amalan, semua
berkaitan dengan ilmu agama. Setiap weekend dia selalu pulang ke kost-an saya
untuk sekedar rehat dari aktifitas internship-nya.
Weekend
itu dia menceritakan diskusinya dengan pelajar itu tentang apa itu muslim dan
apa itu muslimah, bagaimana tanggung jawab mereka masing2 di akherat kelak.
Panjang
dia menceritakan sampai membawa ayat al-qur'an dan juga hadits. Aku
mendengarkan dan terkadang memberi komentar. Diskusi itu berlanjut sampai
keesokan harinya. Pagi-pagi sekali kami duduk di sofa ruang TV, dia mulai
melanjutkan diskusi semalam dengan topik hijab dan khimar. Panjang lebar dia
menceritakan bahwa sudah menjadikan kewajiban kita untuk menutup aurat agar
kita terlindungi dari hal-hal yang tidak baik.
Kita
berdua bukannya perempuan yang tidak menutup aurat, aku sudah sejak 2004
memilih untuk berhijab. Tapi hijab yang kita kenakan bukanlah hijab yang
sesungguhnya diperintahkan oleh Allah. Kita masih pakai celana jeans atau kaos
walaupun kita berhijab. Tiba-tiba dia bilang padaku: "Ayo kak, kita
benerin hijab kita, hijab yang bener-bener sesuai dengan syariat Islam". Dengan sekenanya aku menjawab
sambil mata tetap fokus didepan laptopku: "Kamu kalau mau berubah,
berubah aja sendiri. Kalau aku belum siap pake gituan (baju panjang, longgar dan
tidak transparan serta kerudung besar yg menutupi dada) karena sampe sekarang
aja, belum bisa menjaga kelakuan dan juga mulut". Dia diam dan tidak membalas
ucapanku dan tangannya mulai sibuk menari diatas screen IPad-nya.
Tiba-tiba
dia memanggilku lagi sambil menunjukkan instagram salah satu artis Indonesia
yang berhijrah dengan berhijab syar'i. Beliau terlihat suci, berseri dan juga
sangat cantik. Aku cuma bilang subhanallah saja pada saat itu. Sambil berlalu
pergi ke kamar mandi dan temanku pun pamit pulang.
Dikamar
mandi tiba-tiba aku membayangkan diriku dengan pakaian yg dipakai oleh artis yg
baru saja instagrammnya aku lihat. Sambil berkaca hatiku berkata "mampukah
aku berpakaian seperti itu? Siapkah aku menjaga kelakuanku kelak jika
berpakaian seperti itu? Istiqomahkah aku nantinya?" dan banyak lagi hal-hal yang
bermunculan dalam benakku.
Selesai
mandi, aku langsung mengerjakan ibadah sholat dzuhur, aku sholat dengan
bermacam-macam pertanyaan dalam benakku dan hatiku yang tiba-tiba galau dengan
apa yg muncul dibenakku. Aku berdoa lama sekali, apa yang ada dibenakku saat
itu, aku luahkan kepada Allah. Selesai mengerjakan sholat aku langsung
menghadap laptopku dan mulai mencari tau soal artis yang aku lihat
instagramnya. Aku lihat videonya menjadi pembicara disebuah kampus dengan topik
hijab syar'i. Dari video itu aku mulai googling mencari tau apa itu hijab
syar'i dan dari situ aku mengenali 2 ayat al-qur'an ini. Dua ayat al-qur'an
yang mejelaskan kewajiban seorang muslimah untuk menutup auratnya dengan
menghulur jilbabnya sampai kemata kaki dan juga menutup kepalanya dengan khimar
sampai ke dada.
1.
QS. Al-Ahzab: 59
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang".
Hatiku menjadi tersentuh pada saat membaca terjemahan dari ayat ini, aku mulai bermonolog "Ya Allah betapa jauhnya aku dariMu dan betapa berdosanya aku selama ini karena tidak menjalankan perintahmu dengan benar". Air mata terus mengalir pada saat aku membaca terjemahan dan tafsiran dari ayat tersebut. Lalu aku mulai memahami ayat yang kedua, yaitu;
2. QS. An Nuur: 31
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangan dan kemaluan dan janganlah mereka menampakkan perhiasan, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (khimar) keparas dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
Aku biasa bertemu dengan teman-temanku dengan pakaian yang serba
panjang, tertutup rapat dan jauh dari kesan modis. Tapi disini aku mulai
menyadari bahwa itu bukanlah suatu pilihan dari mereka tapi mereka mematuhi
perintah Tuhannya, sedangkan aku saat itu sama sekali tidak menunjukkan
kepatuhanku kepada Allah yang merupakan Sang Pencipta langit dan bumi beserta
segala isinya. Astaghfirullahal
adzim. Air mataku menetes
tiada hentinya dan saat itu aku mulai bertafakur kepada Allah, meluahkan segala
yang aku rasakan pada saat itu, bercerita semuanya kepada Allah dan tiba-tiba
perasaan rindu akan Allah datang, Aku ingin Allah melihatku pada saat itu, aku
ingin Allah dekat padaku dan aku ingin Allah membalas rasa rinduku.
Disaat aku merasakan perasaan seperti itu, aku mulai berwudhu dan mengerjakan sholat ashar. Selepas sholat aku habiskan waktuku dengan berdoa yang cukup lama kepada Allah, aku mulai terisak-isak mengingat semua dosa-dosa dan juga kesalahanku. Aku menangis sejadi-jadinya pada saat itu sampai aku tidak sanggup mengeluarkan suaraku pada saat aku bermunajat kepada Allah. Tangisku pecah hingga hanya hati yang mampu berkata. "Allah betapa rindunya aku padaMU, betapa aku ingin sekali dekat denganMu, tolong jangan pergi dariku Ya Allah, jangan berpaling dariku karena aku sungguh ingin Engkau melihatku dan dekat denganku". Itu yang aku ucapkan berulang-ulang DIdalam hati.
Disaat hatiku mulai lega, aku bangkit dengan kepala
yang berdenyut-denyut sakit karena habis menangis. Aku habiskan waktuku dengan
menonton video ceramah agama, bermacam ceramah aku saksikan. Berjam-jam aku
duduk didepan laptop sambil menyaksikan ceramah agama dan tanpa terasa lagi
waktu sholat maghrib-pun tiba. Aku mulai mengerjakan sholat dan sama seperti
dua sholat sebelumnya, kali ini aku kembali menangis, hal yang sama aku rasakan
yaitu ingin dekat dengan Allah karena aku merindukanNya. Kuhabiskan waktuku
pada saat itu dengan berdzikir dan membaca Al-qur'an sehingga selesai aku
berdiri dan coba berdiskusi dengan temanku melalui FB tentang perasaanku saat
itu. Namun sayang, pada saat aku ingin ngobrol dengannya, dia sedang tidak
online di FB, tapi aku meninggalkan pesan di inboxnya dan akupun melanjutkan
dengan menonton ceramah.
Hingga adzan isya berkumandang, aku kembali
mengerjakan sholat isya dan juga kembali menangis. Lama aku habiskan waktuku
untuk bertafakur sama seperti sholat-sholat sebelumnya, perasaan rindu dan
ingin dekat dengan Allah semakin menjadi. Hingga jam menunjukkan pukul 11.30
malam, tiba-tiba teman yang ingin aku ajak berdiskusi itu membalas pesanku
melalui FB, kami pun mulai berdiskusi. Dengannya aku luahkan semua perasaan
yang aku rasakan pada saat itu. Tentang hatiku yang sudah menerima mengenai
kewajiban menutup aurat yang sesuai dengan syariat Islam, hanya saja otakku yang
masih enggan untuk menerimanya dengan pertimbangan apakah nantinya aku mampu
menjaga kelakuanku, menjaga lisanku dan tetap istiqomah?.
Dia bilang, kalau aku sudah mendapatkan HIDAYAH, aku telah berjumpa dengan HIDAYAH itu, aku bingung dan bertanya padanya, "bukankah hidayah itu datang melalui mimpi?".
Dia bilang kalau itu tidak harus, dia mulai
menjelaskan kepadaku bahwa kalau Allah ingin menasehati umatNya maka Allah akan
memasukan nasehat itu langsung ke hati umatNya dan Allah lah sebaik-baiknya
penasehat. Aku menangis dan tersentuh dengan penjelasannya, "benarkah
kalau aku telah mendapatkan HIDAYAH, inikah yang namanya HIDAYAH itu?". Siapapun bisa bertemu dengan HIDAYAH
bahkan Pemabuk atau Penzina sekali pun. Namun tidak semua orang dengan mudah
mendapatkan HIDAYAH, maka bersykurlah kalau kamu akhirnya bertemu dengan
HIDAYAH itu, jelasnya kepadaku. Aku tidak bisa menahan air mata saat membaca
penjelasannya, aku ceritakan kepadanya kalau setiap sholat dan berdoa, aku
hanya mampu menangis, mengingat dosa-dosaku dan hatiku yg tiba-tiba rindu dan
ingin dekat dengan Allah. Dia membalas perkataanku dengan kalimat yang
membuatku sungguh terkejut dan juga bersyukur. Dia bilang bahwa air mata yang
keluar karena mengingat Allah, itu dosa-dosanya juga akan ikut keluar bersama
air matanya.
Masya
Allah... Bahwa hanya dengan mengingat Allah sajalah, hatimu akan kian merasa
tenang.
Tanpa
terasa jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, aku mengakhiri diskusi dengan
temanku itu. Namun, malam itu aku sama sekali tidak dapat memejamkan mata,
bahkan untuk tidur satu menitpun aku tidak bisa, mataku sama sekali tidak
merasa ngantuk, justru perasaan ingin tahu tentang Islam, ibadah, aurat dan
lain sebagainya semakin menjadi. Aku kerjakan sholat malam pada saat itu,
berdzikir dan kembali aku habiskan waktuku untuk "berbicara" dengan Allah,
mengeluarkan apa yang aku rasakan, betapa hati ingin melompat keluar untuk
berjumpa dengan Sang Penciptanya.
Rindu,,,rindu,,,rindu
dan semakin rindu hingga aku merasa tidak mau beranjak pergi dari atas sajadah.
Lama
duduk "berbincang" dengan Allah tidak terasa waktu subuh pun sudah
tiba, aku buka telekung dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu
karena muka sudah basah dengan air mata dan mata juga bengkak. Aku berdiri
kembali diatas sajadah dan mengumandangkan takbir "Allah...hu Akbar..".
setiap bibir mengucapkan bacaan sholat air mataku tak berhenti mengalir,
memaksa keluar. Betapa perasaan rindu itu semakin kuat aku rasakan, rasa ingin
dekat dengan Allah semakin membulat dan aku ingin Allah melihatku saat itu,
mendengar semua yang aku panjatkan kepadanya.
Disinilah
aku merasakan perasaan dimana kalau kita meletakan Allah ditingkat yang paling atas pada hati dan fikiran kita, maka urusan yang lain dengan ikhlas kita pasrahkan, dan hidup tidak akan menjadi beban justru semakin tenang. Insya Allah...
Subuh
itu juga aku putuskan, dalam hati aku berucap "Ya
Allah,,, jika ini benar adalah HIDAYAH dariMu, sungguh aku bahagia dengan semua
ini dan dengan tanpa beban aku siap mengatakan bahwa detik ini juga aku akan
menjaga auratku sebaik-baiknya dengan berpakaian seperti yang Engkau
perintahkan, bantu aku agar tetap istiqomah Ya Allah..."
Aku
lanjut dengan membaca Surah Al-Waqia'ah.
Karena
masih belum mengantuk, selesai sholat subuh aku coba merileks-kan pikiranku
dengan menonton TV, waktu itu karena masih subuh banyak program ceramah agama
yang ditayangkan. Aku suka dan coba mengikuti salah satu ceramah disalah satu
station TV. Betapa kagetnya aku karena topik yang diangkat pada subuh itu
adalah "BATASAN
AURAT".
Subhanallah....
Allah
seperti ingin menjawab keresahanku melalui program ceramah tersebut, karena
dalam ceramah itu Sang Ustadz mengatakan begini dan aku masih ingat sekali:
"Muslimah
yang berpakaian labuh, menutup auratnya dengan pakaian yang longgar, tidak
ketat dan tidak transparan serta mengenakan khimar sehingga menutupi dadanya
bukanlah mesti seorang Ustadzah... karena sudah menjadi perintah Allah untuk
semua muslimah di dunia ini menjaga auratnya tanpa memandang dia seorang
ustadzah kah atau ahli agama kah, dengan menutup aurat seperti yang Allah
perintahkan, maka dengan sendirinya kita akan belajar menjaga lisan dan juga
tingkah laku..."
Insya
Allah...
Aku
terdiam dan lagi-lagi kembali menangis, Allah seperti memberi jawaban atas
keraguanku pada saat itu, Allah seperti memberi petunjuk yang membuat
keyakinanku semakin bertambah.
"Berarti
Allah mendengar doaku?" Batinku.
Subhanllah...
Dengan
mantap, senja itu aku ucapkan "Bismillah,
semoga aku terus istiqomah Ya Allah dan aku mohon petunjukmu"
Tepat tanggal 03 Mei 2014, Saya memutuskan untuk membenarkan kembali menutup aurat sesuai yang Allah sebutkan dalam firman-Nya QS. Al-Ahzab: 59 and QS. An nur: 31.
Pada saat itu pakaian Saya yang panjang, longgar dan tidak transparan masih terbatas, setiap pergi bekerja Saya seperti memakai seragam sekolah, karena hanya itu-itu saja pakaian yang Saya kenakan. Sedikit demi sedikit, Saya coba menambah koleksi pakaian Syar'i Saya.
Tulisan ini hanya sekedar sharing dari Saya, untuk para muslimah yang ada disana, yang masih belum menutup auratnya sesuai yang Allah perintahkan. Ayo berhijrahlah,, jangan pernah malu untuk berhijrah kearah kebaikan dan jadilah pejuang Allah.

