Tulisan ini saya buat karena saya merasakan sebuah perasaan bebas di hati saya. Tepatnya tanggal 17 Juni 2016, sore itu saya berjalan pulang sendirian diatas bumi yang
basah karena habis disirami air langit yang merupakan salah satu bukti
kekuasaan Allah di muka bumi ini. Sungguh rahmat itu dapat dirasakan, sentuhan
tangan lembut itu seperti memeluk jiwa yang terus-terusan meminta pelindungan padaNya dari segala penyakit hati yang menyerang.
Dikuatkan dengan firman-firmanNya, entah kenapa sore yang
sejuk itu, saya merasakan hati yang amat tentram. “hhhhmmm.... segala sesuatunya berjalan sesuai dengan skenarioMu Ya
Allah, bahkan daun yang jatuh pun itu terjadi atas seizinMu”, gumam saya.
Lalu untuk apa selama ini kita habiskan waktu memikirkan
tentang hidup kita, masa depan kita, mengatur segala macam strategi untuk
mencapai apa yang kita inginkan, padahal ada yang Maha Mengatur disana. Tanya
DIA, minta pendapatNya, ajak DIA berdiskusi. Belajar untuk melibatkan Allah
dalam setiap hal yang akan atau sedang kita lakukan. Itu tidak bikin Allah
capek tapi justru Allah sangat amat bahagia, melihat hambaNya bertanya
dan menaruh harapan hanya padaNya.
Apapun kalau Allah mau, pasti gampang bagi Allah memberi. Tapi, belum diberi karena dia ingin lihat sejauh apa ketaatan kita dan kesabaran kita menunggu jawaban Allah. Kesabaran menunggu sama artinya kita yakin bahwa Allah akan menjawab dan membalas ini semua. Dengan keyakinan itu sudah bikin Allah senang karena hambaNya yakin dengan Allah.
Apa yang sudah pergi (baca:hilang) dalam hidup kita, atau
sesuatu yang sangat sulit untuk kita mendapatkannya. Itu bukan berarti Allah
tidak ingin kita memperolehnya ataupun memilikinya. Allah sedang mengajarkan
kita tentang sabar dan berharap hanya padaNya. When Allah tests you it is never to destroy you. When He removes
something in your possession, it is only in order to empty your hands for an
even greater gift. –Ibn Qayyim Jawjiyyah-.
Keep Positive...
Saat ini Allah sedang membersihkan tanganmu karena Allah ingin memberikan
sesuatu yang amat sangat hebat untukmu. Oleh karena teramat sangat istimewa
maka Allah ingin membersihkan terlebih dulu tanganmu sebelum meletakkannya.
Sesuatu yang Allah ambil sudah pasti akan Allah ganti dengan yang lebih hebat
dari sebelumnya selagi kita percaya terhadap Allah.
Jangan lupa juga untuk selalu introspeksi diri, apakah
selama kita menjalani hidup, kita pernah melibatkan Allah? Menjadikan Allah
teman sharing, bertanya kepada Allah,
meminta Allah yang menentukan. Allah does
not judge you on how bad you have been in the past, but rather on how good you
strive to be now –Yasir Qadhi-.
Kebanyakan dari kita hanya menggunakan logika kita sendiri
dalam bertindak, mengikuti hawa nafsu semata, padahal kalau kita melibatkan Allah tentu hal yang luar biasa
yang akan kita peroleh, karena hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui apa yang
ada di langit dan di bumi. Jangan datang berdialog kepada Allah hanya pada saat
kamu merasa sedih dan tersakiti saja, namun pada saat kamu bahagia justru kamu
lupa akan Allah. Naudzubillah...
Suatu ketika, saat saya menghadiri sebuah majelis mingguan, Ustadzah tersebut bercerita bahwa apa sebenarnya yang Allah inginkan dari hambaNya? Sesungguhnya ibadah-ibadah yang kita lakukan seperti sholat, mengaji, dan ibadah-ibadah lainnya, itu hanya sebagian kecil dari apa yang Allah inginkan, yang Allah inginkan dari hambaNya adalah "hati" hambaNya. Allah ingin memiliki hati hambaNya, Allah ingin hatinya kita hanya untuk Allah, kita serahkan buat Allah, kita beri kepada Allah, bukan kepada siapa-siapa selain kepada Allah.
Allahu akbar... ucapan Ustadzah tersebut telah membuat hati saya sayu dan menangis pilu. Dalam diam saya berucap, "Ya Allah betapa hati ini durhaka terhadapMu, betapa hati ini selalu berpaling dariMu dan betapa hati ini tidak pernah konsisten menyerahkan dan berharap hanya padaMu, Astaghfirullah Ya Allah,,, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anna. Terkadang tanpa kita sadari, kita hanya mengutamakan keinginan kita daripada memikirkan keinginan Allah. Belajarlah untuk mengenyampingkan keinginan-keinginan kita dan mengutamakan keinginan Allah.
Seorang teman menceritakan isi ceramah dari seorang Ustadz yang cukup terkenal. Ustadz itu menceritakan bahwa hati kita ini ibarat kelapa, jika ingin di ambil santannya, kelapa tersebut dikupas dulu serabutnya, dipecahi batoknya, dicongkel isinya, diparut dan kemudian diperas, baru setelah itu dapat diperoleh santan yang kita mau. Jika kelapa tersebut hidup, pasti dia sudah menjerit kesakitan. Itu juga yang terjadi pada kita, ketika Allah ingin memiliki hati kita, Allah uji kita dengan segala bentuk ujian, kesakitan, dan kekecewaan, sehingga sampai kepada isi yang ingin dimiliki. Apa yang dikupas, dipecahi, dicongkel, diparut dan diperas itu? hawa nafsunya kita, keinginan-keinginan duniawi kita, harapan-harapan kita kepada manusia.
Ketika keinginan-keinginan tersebut membuat kita jauh dan melupakan Allah dan membuat kita justru berharap kepada selain Allah. Allah buat kita merasa kecewa dengan harapan tersebut, sehingga saat kita merasa sudah tidak ada tempat untuk bergantung lagi selain kepada Allah, disanalah saat dimana Allah menjadi sebaik-baiknya tempat memohon pertolongan dan perlindungan. Ketika pengharapan kembali cuma hanya pada Allah, disinilah nikmat yang sesungguhnya dapat kita rasakan. Kita merasa lebih tenang dan lebih nyaman.
Semakin tinggi atau semakin kuat iman seseorang, semakin besar dan kuat juga ujian yang diberikan kepadanya. Kehilangan orang yang dicintai, disakiti dan dikecewakan oleh orang, tidak mendapatkan apa yang telah diupayakan. Kenapa Allah gagalkan itu? Kenapa Allah justru membuat kita jadi kecewa dengan orang yang kita sudah bergantung dan berharap padanya? Itu karena Allah cemburu, Allah ingin memiliki hati kita, tapi kita justru memberikan hati kita untuk hambaNya.
Lebih dalam ustadz tersebut menyampaikan bahwa waktu dan nyawa hanya pinjaman sama halnya seperti anak, istri, suami, harta, jabatan, kebahagiaan, itu semua hanya titipan dari Allah. Ketika kita melihat orang sedang di sanjung, sukses, bahagia, kita harus mengerti bahwa orang tersebut hanya sedang dititipkan episode kebahagiaan oleh Allah SWT. Kita tidak perlu ada perasaan bagaimana-bagaimana terhadap orang tersebut, buat apa? mau ngejar apa? Jealousy of others leads to bitterness. Stop focusing on how great their life is, and start focusing on how you can make your life better -Dr. Bilal Philips-.
Yang seharusnya jadi fokus kita adalah keridhoan Allah terhadap kita, jangan sampai Allah murka terhadap kita, jangan sampai...
Think of all the acts you would hate to be doing whilst the angel of death comes to take your soul. then give them up for the sake of Allah -Dr. Bilal philips-. Turn to Allah before you return to Allah.
Jika saat ini kita tengah merasakan kebahagiaan, harus kita sadari bahwa itu hanya sementara, begitupun ketika kesedihan menghampiri kita, jangan pernah khawatir karena itupun juga sesaat. Semua yang kita peroleh, yang kita dapatkan, yang kita raih dan yang kita rasakan semua ini hanya titipan semata.
Rain from above give life to dead soil. Revelation from above gives life to dead heart. In qur'an studies, sometimes we get lost in the academics and lose sight of the fact that the only real goal of it all is personal guidance.
Whatever we enjoy in this world, we should remember two things: 1) What Allah has is better, 2) What Allah has lasts longer. Work hard in this life and work harder for the next life (Akheerat) - Ust. Nouman Ali Khan-