Tuesday, 13 June 2017

3 Goals : Apakah Dia Jawaban Dari Doaku?

Kali ini saya ingin menceritakan sebuah kisah seorang perempuan yang hidupnya banyak mengalami perjuangan. Tapi mungkin tidak seberapa dibanding kisah-kisah orang terdahulunya. Sebut saja namanya Tiara, seorang wanita dewasa dengan usia menginjak kepala 3. Berasal dari kota kecil di pulau Sumatra, dengan kehidupan keluarga sederhana. Tiara merupakan anak keempat dari 5 bersaudara yang mana dia miliki 2 saudara lelaki dan 2 saudara perempuan. Saat ini dia menjadi perempuan yang sukses dalam dunia pendidikan dan juga pekerjaan. Tiara merupakan lulusan Master di bidang ekonomi pada perguruan tinggi di Malaysia, mempunyai hobi menulis dan bercerita. Dia tercatat sebagai seorang pengajar disalah satu kampus swasta di Jakarta.

Banyak terpaan hidup yang telah dilewati oleh Tiara, sejak SD jualan kue keliling kampung, dia mengganggur cukup lama ketika lulus S1, di tengah meneruskan S2 mengalami masalah finansial yang cukup berat sehingga membuat dia menjadi seorang waiters di Negeri Jiran tersebut. Dengan segala perjuangan hidupnya dalam menyelesaikan pendidikan master-nya, Tiara sempat bekerja di perusahaan swasta di Malaysia sebelum memutuskan pulang ke tanah air di akhir tahun 2014.

Lima bulan pulang ke tanah air, Tiara diterima mengajar di perguruan tinggi swasta yang ada di Jakarta. Dengan segala keajaiban yang luar biasa dia alami pada setiap lika liku hidupnya, Tiara kembali menunjukkan bahwa dia mampu untuk bertahan hidup di kota besar Jakarta dan kembali menjadi anak rantau yang tinggal berjauhan dari orang tua nya.
Karir Tiara sebagai seorang dosen berjalan dengan baik, Tiara merasa enjoy dengan profesinya yang sekarang. Dan hidup mandiri dirumah kontrakan kecil yang tidak jauh dari kampus tempat dia mengajar.
Hidup seorang diri di kota besar Jakarta, membuat Tiara berpikir untuk mencari pendamping hidup. Apalagi pertanyaan seputar pernikahan terus bermunculan dan tawaran untuk di kenalkan dengan seorang pria pun terus berdatangan, tapi Tiara masih belum menemukan sosok pendamping yang dia inginkan. Sampai suatu ketika, dia dikenalkan oleh temannya dengan seorang perempuan yang mana perempuan ini telah berkeluarga dan memiliki dua orang anak. Dia adalah Silfa, Tiara memanggilnya dengan sebutan Kak Silfa. Tiara bersama temannya berkunjung ke rumah Kak Silfa, atas permintaan Kak Silfa yang ingin berkenalan secara langsung dengan Tiara. Perbincangan sederhana pun terjadi, Kak Silfa menanyakan seputar karir dan pengalaman kerja Tiara. Perbincangan berlangsung hangat tanpa rasa canggung, Kak Silfa sosok yang humble dan sangat riang.

Setahun berlalu sejak kejadian perkenalan tersebut, Tiara tidak terlalu memikirkan hasil dari pertemuan tersebut karena disibukkan dengan segudang pekerjaan di kampus dan juga proses belajar mengajar yang cukup menyita waktu dan tenaga Tiara. Maklum ini merupakan pengalaman pertama Tiara menjadi seorang Dosen, sehingga hari-harinya disibukkan membuat materi untuk bahan ajar.

Sampai tiba beberapa hari memasuki bulan suci Ramadhan, Tiara meniatkan di bulan suci tersebut memohon jodoh yang terbaik dari Allah, yang Allah cintai dan Rosulullah cintai. Segala amalan Tiara lakukan, dari mengerjakan 1 day 1 juz, membaca doa ijazah jodoh setiap hari 300-1000 kali, bermunajat di waktu-waktu mustajab, dan banyak lagi amalan-amalan lainnya. Bahkan Tiara membuat template undangan yang dia simpan di handphone-nya, mencetakan satu buah undangan yang tertulis namanya dengan nama lelaki yang masih kosong dengan niat untuk didoakan ketika dia berdoa setiap selesai sholat dan selalu membaca sholawat tiap kali melihat photo pernikahan di posting di social media.

Sampai tiba di suatu malam, Tiara tengah menikmati waktu istirahat malamnya dengan online di facebook. Tiara menerima notifikasi friend request dari seorang pria. Dia lihat di layar hp-nya, Uraydhy. Melihat ada satu mutual friend, Tiara pun tanpa ragu meng-accept pria tersebut. Tidak berlangsung lama, terdengar nada ada pesan masuk di inbox.

"Assalamu'alaikum...Thanks sudah di accept. Kenalin, saya Uraydhy". Tiara membalas pesan tersebut.

"Wa'alaikumsalam... Iya sama-sama, terima kasih juga udah di add. Saya Tiara Nurul" balas Tiara.

Tidak lama masuk lagi balasan, "Domisili dimana Tiara?"

Tiara membatin, jangan-jangan ini lelaki alay yang iseng-iseng cari pasangan di social media. Tiara pun tidak berminat meladeni.

Tau-tau masuk lagi pesan, kali ini dari orang yang berbeda.

"Assalamu'alaikum Tiara, masih inget sama aku ngga? Kak Silfa, aku minta no telpnya Tiara donk. Btw, Tiara sudah ada cowo belum? Aku mau kenali sama sepupu aku"

Tiara pun membalas "Wa'alaikumsalam, MasyaALLAH Kak Silfa, masih ingatlah. Siapa sepupu Kak Silfa itu namanya?"

Terjadilah oborlan singkat antara Kak Silfa dan Tiara. Ternyata pria yang tadi add facebook-nya dan menyapa dia adalah sepupu dari Kak Silfa. Kak Silfa pun menceritakan secara singkat siapa sepupunya itu, berikut usia, pekerjaan dan pendidikan. Namun ternyata, sepupu Kak Silfa ini merupakan seorang duda yang telah memiliki dua orang putri. Tiara pun bingung, tidak terbayangkan dia akan berkenalan dengan pria yang sudah berstatus duda.
Tapi Tiara berkata, "Aku telah melakukan amalan-amalan agar dimudahkan urusan jodoh, dan juga telah menyerahkan pilihan jodoh tersebut kepada Allah, siapa tau dia adalah jawaban dari doa-doa aku selama ini. Tidak ada salahnya coba untuk berkenalan terlebih dahulu.”

Tiara pun membalas kembali pesan Uraydhy, "Domisili di Jakarta".

Obrolanpun berlangsung seru dan menyenangkan. Tidak terasa jam sudah menunjukan waktu dini hari. Tiara pamit untuk tidur tapi sebelum itu Uraydhy meminta untuk bertemu besok hari pada saat makan siang, tanpa berpikir panjang Tiara pun menyetujui, dia berpikir bahwa untuk apa bertele-tele dengan chit chat yang tidak jelas, lebih baik segera memastikan, bagaimana suasana hatinya setelah bertemu Uraydhy nanti.

Dengan hati yang deg-degan Tiara menuruni anak tangga kampusnya, dari kejauhan dia melihat sosok pria dengan menggunakan jeans biru gelap dan kemeja kotak-kotak kecil berwarna merah dan putih serta mengenakan sneakers. "hhhmmm... good looking" kata hati Tiara.
Setelah dekat mereka saling menyapa dan Uraydhy membawa Tiara keluar dari kampus untuk pergi makan siang bersama. Mobil melaju dengan kecepatan yang sedang. Mereka mengobrol ringan sepanjang perjalanan.

Walaupun hati gugup tapi Tiara menikmati obrolan dengan Uraydhy. Uraydhy ternyata sosok pria yang hangat dan juga menyenangkan. Dari pertemuan pertama, Tiara merasa bahwa Uraydhy sosok yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta cara berkomunikasi yang baik. Sometimes when you meet someone you just click. I don't believe in love at first sight, but I sure believe in the click. *caaeelaaahh... let’s figure out :D*

Singkat cerita, Uraydhy sepertinya menyukai pertemuan dengan Tiara, ini terbukti dengan Uraydhy meminta untuk menghubungi via telp kapan-kapan dan mengajak untuk jalan lagi setelah dia pulang dari luar kota nanti, karena lusa Uraydhy harus meninggalkan Jakarta selama seminggu untuk pekerjaan.

Selama di luar kota, komunikasi mereka melalui telpon dan whatsapp berjalan lancar. Mereka saling bercerita, tukar pikiran, menceritakan hobi masing-masing. Tiara mulai tau kalau Uraydhy orang yang gemar olah raga dan suka hidup sehat, bahkan sejak tahun 2009 Uraydhy berhenti merokok. Ini menjadi nilai tambah untuk Uraydhy, karena jujur saja, Tiara mengharapkan suami nya kelak bukanlah dari kalangan perokok. Uraydhy aktif mencari tau apa yang Tiara suka dan tidak suka. Dia tau kalau ternyata Tiara hobi menulis dan ketika dia menanyakan apa lagu yang Tiara suka, Tiara menjawab bahwa dia suka semua jenis musik kecuali keroncong dan jazz. Bahkan sejak SMA, Tiara sangat mengidolakan grup rock Linking Park.
Pernah suatu ketika, Uraydhy mengirimkan sebuah lirik lagu ke pada Tiara. Uraydhy berkata bahwa itu lagu favoritnya, sebuah lagu dari Michael Franks yang berjudul How I Remmber You.
Perbincangan tersebut berjalan cukup intens bahkan tak jarang kalau mereka berdua tidur dini hari atau bahkan tidur dalam keadaan masih on call :).
When two people really care about each other, they always find a way to make it work. No matter how hard it is. *Asik...apa coba :P*

Kedekatan Tiara dengan Uraydhy sukses membuat hari-hari Tiara indah dan membahagiakan. Hampir tiap menit mereka saling memberi kabar, bahkan tiap pagi setelah subuh, Uraydhy tidak pernah absen memberikan salam Shobahul kher dan itu membuat Uraydhy semakin special di hati Tiara. Uraydhy yang menyenangkan, hangat, ceria, suka bercanda, ekspresif, sweet dan juga bawel telah sukses memikat hati Tiara.

"Abang sayang sama kamu..." kalimat sakral itupun muncul dari bibir Uraydhy, tepat 6 hari mereka dekat. Rasa ingin meloncat keluar jantung Tiara dan rasa deg-degan yang luar biasa ketika mendengar kalimat itu. Untung kalimat itu dikatakan melalui sambungan telpon, karena Uraydhy masih di luar kota, seandainya Uraydhy menyampaikan itu face to face tidak tau kemana dia harus meyembunyikan rona merah pipinya. Uraydhy juga menyampaikan bahwa dia tidak mencari pacar tapi mencari calon istri, yang bisa diajak serius membangun rumah tangga kelak. Uraydhy juga menambahkan bahwa sebuah hubungan itu, sampai kapan pun akan selalu ada yang namanya ADJUSTMENT.
Tidak tau apa yang membuat Tiara mudah memberikan hatinya untuk Uraydhy dan tanpa menunggu waktu lama, Tiara menjawab bahwa dia juga sayang dan seketika itu juga sholawat serta doa keluar dari mulut Uraydhy.
Allahumma sholialamuhammad wa’ali muhammad...
Terdengar tenang, lembut dan syahdu suaranya melantunkan doa, dan di tempat yang berbeda Tiara meneteskan air mata sembari berkata dalam hati "Ya Allah apakah ini jawaban atas amalan-amalan yang aku kerjakan? Apakah ini jawaban atau doa-doa yang aku panjatkan, mohon ridho dan mudahkan jalan kami untuk menuju ke pernikahan"

Pagi itu merupakan hari yang berbeda dari hari-hari sebelumnya, dengan langkah semangat dan senyum yang mengembang Tiara berjalan dari rumah kontrakan menuju kampus. Hari ini dia resmi mempunyai pasangan hehehe.... "Saya ga jomblo lagi Ya Allah :D" jerit hati Tiara. 
Hari-hari berjalan menyenangkan bagi Tiara, dia tidak sabar menanti Uraydhy pulang dari luar kota. Uraydhy pun telah membuat janji untuk mereka pergi makan malam. Sampai tiba hari dimana Uraydhy pulang, Tiara bahagia dan senyum-senyum sendiri dari pagi, padahal Uraydhy baru sampai Jakarta malam hari nanti tapi sore dia sudah sibuk mencari baju yang cocok dan kerudung yang senada.
Telpon berdering, ternyata Uraydhy menelpon untuk mengabari bahwa dia baru mendarat, dan sepanjang perjalanan dari bandara kembali ke rumah, Uraydhy tidak mau mematikan telponnya. Sampai masuk kedalam rumah dan malam itu juga bersiap-siap menjemput Tiara untuk jalan bareng. Uraydhy berkata, "Ini kedua kalinya kita bertemu tapi status kita sudah pacaran". Tiara pun tersipu malu mendengarkan hihihi....

Mereka sepakat untuk jalan dengan menggunakan motor, hal itu bukan masalah yang penting untuk Tiara, karena bertemu dan jalan berdua dengan Uraydhy merupakan hal yang paling penting saat ini. Dengan perasaan yang nervous dan tubuh yang gemetaran Tiara keluar dari rumah menemui Uraydhy yang telah menunggu diluar. Senyum sumringah terlihat dari wajah Uraydhy, sedangkan Tiara sibuk mengatur nafas dan jantung nya yang berdetak kencang.
Mereka jalan menuju tempat makan malam, motor dikemudi perlahan oleh Uraydhy. Tiba-tiba telpon Uraydhy berdering, ternyata ada telpon masuk dari kakaknya. Motor berhenti sejenak dan Uraydhy berbicara sebentar. Tidak lama telpon di tutup kembali, lalu uraydhy berkata, "Ganggu orang lagi pacaran aja." Goda Uraydhy. Tiara hanya membalas dengan senyuman.

Sesampai di tempat parkiran, masih dengan bahasa tubuh yang canggung, Tiara berjalan mengikuti tubuh Uraydhy dari belakang. Sampai tiba-tiba, ketika mereka telah menyeberang jalan, Uraydhy menyentuh dan menggenggam tangannya. Seketika itu juga, jantung Tiara berdetak kecang, peredaran darah seperti berhenti dan terasa seperti nyes-nyes kesemutan di jantung nya hehehe... *apa coba hahaha...*
Uraydhy tidak melepaskan genggamannya hingga mereka menemukan tempat untuk  menghabiskan waktu malam itu.
Mereka duduk makan malam di sebuah cafe, namun karena rasa kangen ingin bertemu lebih besar, mengalahkan rasa lapar diperut, jadi sandwich yang mereka order tidak bergitu dilirik.

"Kamu cantik banget..." kata Uraydhy tiba-tiba. Tiara hanya tersipu malu, sembari kaki nya menendang pelan ke kaki Uraydhy. Ini pertama kalinya dalam hidup Tiara merasakan indahnya malam ini, duduk berdua dengan orang yang di cintai. Karena hingga usia kepala 3 Tiara belum penah menjalin asmara dengan pria manapun. Dan Uraydhy lah pria pertama yang menyentuh tangannya. Uraydhy mengulurkan sebuah kantong plastik. Tiara bertanya, "Apa ini?". Uraydhy memberi kode untuk Tiara buka saja, ketika kantong plastik tersebut di buka, Tiara melihat ada mukena batik berwarna biru didalamnya. Tiara tersenyum melihat kearah Uraydhy sembari berkata terima kasih. Uraydhy menjawab, "Kamu suka warna biru kan?"

Tak terasa waktu berjalan cepat sekali, karena telah larut mereka memutuskan pulang. Sekali lagi Uraydhy menggenggam tangan Tiara penuh rasa sayang. Bahkan ketika Uraydhy mencari kunci motor yang dia simpan di saku celana sebelah kiri, Uraydhy tidak mau melepaskan genggaman tangannya, malah memindahkan tangan Tiara ke tangan kanan Uraydhy *modus emang :P*
Ketika berjalan pulang dipersimpang jalan motor mereka berhenti karena lampu merah. Tiba-tiba Uraydhy meraih tangan Tiara dari belakang, sembari digenggam. Tangan nya yang lebar dan besar cukup menggenggam penuh seluruh jemari Tiara. Sambil menggenggam Uraydhy berkata, “Kamu dingin ngga? Kita disini sama-sama merantau, jauh dari keluarga. Kamu tidak ada keluarga juga kan disini?”. Tiara menjawab dengan gelengan sembari tersenyum. Ketika lampu akan hijau, Uraydhy malah meletakkan tangan Tiara kedalam kantong jaket kulit yang dia pakai.
*Romantis sekali*

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Ada kebiasaan Uraydhy yang membuat Tiara merasa nyaman, setiap mengantar pulang Tiara dari habis dating, Uraydhy selalu membacakan sholawat sebanyak 3 kali dihadapan Tiara sambil matanya menatap lekat-lekat ke wajah Tiara. "Biar kamu jadi milik abang dan kita terus sama-sama." Uraydhy percaya bahwa dengan mengamalkan sholawat tersebut, apapun yang kita mau bisa kita miliki.
Hubungan asmara merekapun kadang diwarnai keributan kecil, tapi Uraydhy sosok yang luar biasa sabar dan dewasa. Dia meng-ngemong Tiara dengan penuh kasih sayang. Sampai masuk bulan ke enam mereka jadian, Uraydhy berkunjung ke kampung halaman Tiara untuk berkenalan dengan orang tua dan keluarga Tiara. Sebagai tradisi dirumahnya, persiapan pun dilakukan dirumah Tiara. Rumah Tiara terasa berbeda, penuh dengan rasa bahagia dan gembira.
Dari keluarga Uraydhy pun telah mengetahui bahwa Uraydhy telah menemukan pasangan yang mengisi hari-hari nya, dukungan pun diberikan oleh Umi Uraydhy dan juga saudaranya.
Pasang surut perjalanan hubungan cinta Uraydhy dan Tiara pun dialami oleh mereka berdua, sempat Tiara menginginkan putus ketika mereka bertengkar tapi Uraydhy mampu mempertahankan. Uraydhy pernah berkata, "Jika kamu dan aku berpisah dan memutuskan mencari pengganti, kita akan tetap melewati hal yang sama, bahkan kita akan mulai mengenal pasangan baru kita dari nol lagi. Aku sudah tau kamu seperti apa dan begitu juga kamu yang telah mengenal aku seperti apa. Kalau kamu memilih menyerah, abang tetap akan memperjuangkan hubungan ini karena ini bukan tentang Uraydhy dan juga bukan tentang Tiara, tapi ini tentang kita. Abang sayang kamu dan kamu juga sayang abang, percayalah kita akan menyesal kalau terjadi apa-apa dengan hubungan kita.”
A true relationship is someone who accepts your past, support your present, love you and encourages your future.

Sampai suatu ketika hal menyakitkan itu pun terjadi, sepulang Tiara dari kota tempat keluarga Uraydhy tinggal, untuk menjalankan tes penerimaan dosen sekaligus berkenal dengan keluarga Uraydhy. Komunikasi berjalan lancar tapi tidak seintens biasanya, sampai tiba keributan besar terjadi karena Uraydhy dianggap tidak bisa memberikan kepastian waktu kepada Tiara kapan mereka akan menikah. Alangkah kagetnya Tiara ketika tau bahwa Umi Uraydhy tidak menyetujui hubungan mereka tanpa Tiara ketahui apa penyebabnya. hati Tiara hancur, air mata tumpah. "Apa salah dan kurangnya aku sampai Umi nya Uraydhy yang awalnya tidak masalah mereka berhubungan, mendadak menjadi tidak merestui".

Meski berat Tiara mencoba mengikhlaskan, dan Uraydhy memohon untuk mereka mempertahankan hubungan ini, berjuang bersama karena dia tidak siap kehilangan Tiara, Uraydhy tidak ingin putus dari Tiara. Dengan suara bergetar dan nangis sesegukan Uraydhy berkata "Abang sayang sama kamu, kamu luar biasa. Abang bisa merasakan support kamu, kamu luar biasa buat abang". Akhirnya hari itu mereka sepakat untuk tetap meneruskan hubungan tersebut walaupun Umi Uraydhy tidak merestui. Mereka memutuskan untuk menjalankan hubungan ini sembunyi-sembunyi dari keluarga mereka masing-masing. Jadi mereka membiarkan keluarganya menganggap bahwa mereka telah berpisah.

Namun, baru bejalan satu minggu, mendadak Uraydhy berubah sikap, Tiara bisa merasakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri Uraydhy. Tidak ada lagi salam Shobahul Kher tiap pagi, Uraydhy sudah jarang menghubungi, bahkan wa-pun hanya sesekali dan sudah tidak ada lagi kata I love you tiap Uraydhy mengakhiri pembicaraan. Tiara berusaha untuk mejaga komunikasi ini agar tetap terjalin, bahkan karena dia ingat akan pesan Uraydhy bahwa jika dia sibuk tidak ada salahnya Tiara yang menelpon duluan. Dua kali Tiara melakukan hal tersebut tapi ternyata Uraydhy masih sibuk dengan aktvitasnya bahkan bahasa yang dia ucapkan ketika Tiara menelpon itu seperti menerima telpon dari teman biasa. Tiara pun bertanya, "Ada orang kah disitu?" Uraydhy menjawab, "yup". Dengan hati yang kecewa Tiara mengakhiri telpon yang tidak sampai 3 menit itu, batinnya berkata, "Dulu tidak seperti ini, paling betah ngobrol lama-lama, tapi sekarang, jangankan ngobrol bahkan mengabari pun sudah jarang". Sampai pada suatu malam, Tiara mencoba menghubungi Uraydhy via whatsapp, tapi ntah kenapa chat Tiara hanya di baca saja, padahal malam itu dia butuh Uraydhy untuk bercerita. Tiara me-ngecek ke no whatsapp satunya lagi, ternyata Uraydhy sedang online disana. Tiara sapa dengan sabar dan bernada bercandaan dia bertanya, "Assalamu'alaikum pak, lagi ngapain?

Uraydhy membalas seperti biasa, "Wa'alaikumsalam,,, lagi seseruan aja nh di grup.”

Ntah kenapa membaca balasan Uraydhy tersebut Tiara menjadi bete, Uraydhy tega meninggalkan chat nya dalam keadaan di read saja dan memilih seseruan di wa yang lain dengan temen grupnya. "Ada apa ini? kenapa sikapnya menjadi seperti ini.” Tiara coba membalas masih dengan nada riang dan bercanda tapi sayang sekali, chat itupun bernasib sama, hanya di read tanpa dibalas.

Akhirnya pertekaran pun tidak terelakkan, alasan Uraydhy tidak membalas berubah-ubah. Pertama dia berkata bahwa sudah capek sekali tapi alasan itu dibantah oleh Tiara dengan bukti lastseen Uraydhy di wa. Lalu Uraydhy berkilah bahwa sudah tidak ada pertanyaan lagi dari balasan wa Tiara jadi dia memilih me-read saja. Tiara protes dengan berkata, “Apakah harus ada pertanyaan dulu baru kamu mau membalas dan meladeni wa aku? Kemana kamu yang dulu? Kenapa kamu yang sekarang terasa asing bagi aku. Kita ini LDR-an sejak kamu memutuskan pindah ke Jogja 5 bulan yang lalu, hanya komunikasi saja yang membuat kita tetap keep in touch tapi kalau komunikasi saja udah bikin kamu tidak tertarik lagi, aku harus bagaimana?” terdengar suara Tiara mulai bergetar.
Malam itu komunikasi mereka berakhir dengan masalah yang belum beres.
Besok paginya setelah Tiara sampai di kampus, Uraydhy coba menghubungi dan betapa kagetnya Tiara ketika tiba-tiba Uraydhy meminta untuk saudara-an saja. Tiara bertanya apakah Uraydhy sudah ada wanita lain tapi dengan bersumpah demi Allah Uraydhy berkata bahwa tidak ada wanita lain. Malamnya Uraydhy mencoba mengirim wa kepada Tiara. Namun karena rasa kesal Tiara belum hilang, wa tersebut hanya di read saja. Dua hari waktu berlalu, Tiara mulai merindukan sosok Uraydhy dan menyesali sikapnya kepada Uraydhy. Tiarapun mencoba menghubungi Uraydhy dan mereka pun berbicara, sempat Uraydhy minta untuk mengakhiri hubungan tersebut tapi Tiara bersikeras untuk memepertahankan sampai akhirnya mereka bicara dengan pelan dan baik-baik, akhirnya mereka sepakat untuk baikan lagi. Komunikasi berjalan seperti biasa tapi ntah kenapa hati Tiara masih merasa ada keraguan, dia merasa Uraydhy tidak sepenuh hati lagi menginginkan hubungan ini. Dugaan Tiara benar, ketika dia coba menelpon Uraydhy pagi itu, mereka berbincang seperti biasa. Namun, tiba-tiba Uraydhy berkata bahwa ketika mereka sempat diam-diam-an kemarin, Uraydhy me-ngechat Lisa, yang mana Lisa ini adalah teman media sosial Tiara. Uraydhy menjelaskan bahwa Lisa mem-follow instagram-nya dan Uraydhy berkilah bahwa chat-nya kepada Lisa hanya "say hi..." saja.

Tiara memprotes tindakan Uraydhy tersebut namun tanpa rasa berdosa dan dengan berapi-api Uraydhy berkata bahwa dia tidak mau di kekang. “Kalau kamu mengekang mending kita udahan saja”. Tiara kaget luar biasa, untuk pertama kalinya selama 9 bulan mereka berhubungan Uraydhy mengucapkan kata “Udahan” padahal dulu Uraydhy selalu berpesan untuk tidak mudah mengucapkan kata putus.
Uraydhy yang dia kenal benar-benar telah berubah.” batin Tiara. Dengan mata yang masih basah karena air mata, Tiara berusaha untuk melembutkan hatinya dan memahami keinginan Uraydhy walau sejujurnya dia tidak terima atas sikap Uraydhy tersebut. Tiara belum siap kehilangan Uraydhy pada saat itu, namun pagi itu setelah selesai berbicara dengan Uraydhy, Tiara memutuskan mandi dan sholat dhuha. Dia minta kepada Allah untuk memenuhi hati dan pikirannya dengan cinta kepada Allah semata. Dan Tiara semakin menyakini bahwa rasa kasih dan sayang Uraydhy untuk dirinya sudah kering berganti rasa penasaran terhadap Lisa.

Hampir tiga hari mereka diam tanpa berkomunikasi, Tiara cukup heran kenapa Uraydhy yang biasa aktif menghubungi bahkan ketika bertengkar sekalipun, tiba-tiba hilang berhari-hari.
Sampailah tiba telepon yang sukses memporak-porandakan hati Tiara. Lisa menelponnya untuk menanyakan soal Uraydhy, dan Lisa berkata dia membutuhkan informasi soal Uraydhy karena Uraydhy ingin berkenalan dengan orang tuanya. Hati perempuan mana yang tidak hancur mendengar perkataan itu. Dia belum tuntas dengan Uraydhy tapi Uraydhy sudah tega dan secepat itu mencari pengganti dirinya. Kemana Uraydhy yang selama ini dia kenal, pejuang tangguh, penyayang, mengayomi dan juga perhatian.
Dengan lembut Tiara menolak permintaan Lisa tanpa dia memberitahu bahwa dia dengan Uraydhy sebenarnya berpacaran. Tapi Lisa terus memaksa, hati Tiara semakin sakit ketika tau kapan pertama kali Uraydhy menghubungi Lisa dan apa isi chat Uraydhy pertama kali. Ternyata selama ini Uraydhy telah membohongi dia, kenapa Uraydhy tega melakukan ini? Kalaupun ingin mencari pengganti dirinya karena menganggap sudah tidak ada masa depan karena tidak ada restu dari uminya, seharusnya Uraydhy bisa berkata terus terang, bukan dengan bersikap seperti ini. Apakah ini penyelesaian secara dewasa dan baik-baik yang selama ini di agung-agungkan oleh Uraydhy. Kenapa Uraydhy tidak mencoba memperjuangkan dia seperti dulu agar mendapat restu umi nya? Kemana rasa cinta dan sayang Uraydhy untuk dirinya? Apakah sudah hilang bersamaan dengan dia mendekati Lisa? “Ya Allah ini terlalu sakit dan berat untuk aku lewati” batin Tiara. Masuk kedalam rumah tangis Tiara pecah, dia mencoba menghubungi Uraydhy dan pertengkaranpun tidak dapat dihindari, bahkan Umi Uraydhy pun ikut turun tangan. Semua terbongkar, belang Uraydhy pun ketauan bahkan kebohongan-kebohongan dan kepura-puraan yang selama ini Uraydhy lakukanpun ketauan.

Malam itu sudah tidak ada lagi Uraydhy dan Tiara. Sudah tidak ada lagi perjuangan, sudah tidak ada lagi kata bertahan dan sudah tidak ada kata adjustment yang biasa di umbar-umbar oleh Uraydhy. Semua sudah hancur bersama rancana-rencana mereka jika menikah kelak. Hancur karena kebohongan, hancur karena kepalsuan, hancur karena fitnah yang keji serta hancur karena penghianatan. Tiara memilih melepaskan dan mengikhlaskan hubungannya berakhir karena wanita lain. Ternyata bukan hanya Lisa yang coba didekati oleh Uraydhy, ada wanita lain selain Lisa yang menjadi prospek nya Uraydhy juga yaitu Mela. Siapa dia? Tiara memilih untuk tidak mau tau.
Sakit? Pastinya. Kecewa? Sudah pasti. Uraydhy yang dia kenal sudah berubah menjadi penjahat yang kejam luar biasa. Nama baiknya rusak dihadapan keluarga Uraydhy karena ulah Uraydhy, ditambah lagi Tiara harus menerima kenyataan bahwa Uraydhy mencoba mendekati Lisa yang nota bene itu adalah temannya. Kak Silfa orang yang telah berjasa membersihkan nama baik Tiara yang telah rusak dimata keluarga Uraydhy. Dari Kak Silfa, Tiara mengetahui alasan mengapa umi Uraydhy mendadak tidak merestui hubungan mereka, ternyata umi-nya mendapatkan informasi tentang Tiara namun sangat disayangkan informasi tersebut tidaklah sesuai dengan fakta yang terjadi, jadi disini Tiara telah di fitnah dan di-jelekan namanya.

Kalimat terakhir Tiara kepada Uraydhy, “Dalam satu malam aku mendapatkan berita yang menyakitkan secara bertubi-tubi, kalau kamu mau tau sesakit apa, pertanyaan aku adalah apakah kamu rela anak atau adik perempuan kamu mengalami seperti yang aku alami saat ini?” Uraydhy hanya bisa diam membisu sembari mengucapkan maaf. Namun dia tidak berhenti untuk menghubungi Lisa, malam itu dia mengabari Lisa bahwa dia dan Tiara telah berakhir dan dia kasian dengan Tiara. Hati Tiara bertambah haru dan perih. Kenapa dia bisa bertemu, kenal dan dekat dengan lelaki sekejam ini.


Tiara memcoba untuk bangkit dari rasa kecewa dan sakit hatinya. “Kejadian ini tidak cukup kuat untuk menghancurkan impian dan masa depannya” batin Tiara. Dia mencoba mengikhlaskan hubungan dengan Uraydhy berakhir walau dengan cara yang cukup terhina. Dia menata hatinya yang telah hancur, menghabiskan waktu dengan bermacam kesibukan di kampus. Syukur alhamdulillah Tiara banyak dilibatkan dalam kegiatan penelitian di kampus dan juga tawaran menjadi seorang pembicara. Dan tidak butuh waktu lama Tiara semangat kembali menata hari-harinya. “I may regret the way we ended, but I will never regret what we had” gumam Tiara.

Seminggu berlalu setelah kejadian tersebut, malam itu hp Tiara berbunyi, dia melihat nama Lisa muncul di screen hp nya. Dia malas untuk mengangkat tapi telpon terus berbunyi dan dia pun mengangkat telpon dari Lisa. Lisa mengabarkan bahwa besok pagi Uraydhy datang ke Jakarta dan akan berkunjung ke rumahnya untuk menemui orang tuanya. Uraydhy melakukan itu karena ingin memenuhi janji nya kepada Lisa waktu itu. Lisa sempat menjelaskan bahwa dia tidak akan menemui Uraydhy ketika Uraydhy datang kerumahnya nanti. Dia ingin memberi pelajaran kepada Uraydhy yang merasa seperti sosok pria yang ingin di kejar atau di uber. *Uber ojek kali ah :D*
Karena kabar dari Lisa bukan hal menyenangkan bagi Tiara, Tiara menyampaikan bahwa dia dan Uraydhy sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, jika dia ingin mencari perempuan lain itu sudah bukan urusan dia lagi. Tiara minta kepada Lisa untuk tidak menceritakan apapun yang berkaitan dengan Uraydhy karena dia sudah tidak mau tau.

Namun, esok siang Tiara menerima wa dari Lisa yang mengabarkan bahwa Uraydhy baru pulang dari rumahnya, tapi Lisa sengaja tidak ada dirumah, jadi Uraydhy hanya berbincang berdua dengan Umi nya. Tiara memutuskan untuk tidak mengomentari hal tersebut, dia mengabaikan wa Lisa dengan hanya me-read saja.

Hidup itu adalah pilihan, kita yang menentukan ingin bahagia atau larut dalam kesedihan. Namun harus kita sadari bahwa masih banyak orang disekeliling kita yang memilih setia dan tetap menyayangi kita, yaitu keluarga. “Hidupku terlalu berharga hanya untuk mengurusi hal murahan seperti ini” kata hati Tiara. Life must go on.
Uraydhy bukan segala-gala nya lagi bagi Tiara, dan Uraydhy hanya sebuah kenangan pahit dalam hidupnya. Tiara memutuskan untuk fokus dengan karir dan juga melanjutkan pendidikan. Masalah jodoh dia memasrahkan dan mempercayakan pilihan itu kembali kepada Allah. Tiara menganggap lepas dari Uraydhy merupakan lepas dari marabahaya, karena sifat lelaki yang suka selingkuh atau main perempuan itu merupakan suatu penyakit yang suatu saat bisa kambuh."Aku seharusnya bersyukur karena Allah telah menyelamatkan aku." batin Tiara.
Tiara menganggap bahwa kejadian ini merupakan teguran dari Allah, bahwa selama mengenal Uraydhy tanpa dia sadari dia telah melalaikan Allah, kurang perhatian dengan orang tua. Astaghfirullah.

If I’ve learned anything from life, it’s that sometimes, the darkest times can bring us to the brightest places. I’ve learned that the most toxic people can teach us the most important lessons; that our most painful struggles can grant us the most necessary growth; and that the most heartbreaking losses of friendship and love can make room for the most wonderful people. I’ve learned that what seems like a curse in the moment can actually be a blessing, and that what seems like the end of the road is actually just the discovery that we are meant to travel down a different path. I’ve learned that no matter how difficult things seem, there is always hope. And I’ve learned that no matter how powerless we feel or how horrible things seem, we can’t give up. We have to keep going. Even when it’s scary, even when all of our strength seems gone, we have to keep picking ourselves back up and moving forward, because whatever we’re battling in the moment, it will pass, and we will make it through. We’ve made it this far. We can make it through whatever comes next.

Tiara menutup buku diary-nya dengan mengutip perkataan dari Danielle Koepke. Hatinya sakit dan kecewa tapi dia tidak mau larut dalam perasaan tersebut. Jodoh, maut dan rizki sudah ada yang mengatur. Tiara memilih untuk tidak mau memikirkan akan seperti apa hubungannya dengan Uraydhy kedepannya. Karena harapan dan kepercayaan tersebut telah sirna dengan kebohongan yang bertubi-tubi Tiara dapat dari Uraydhy.
Tiara teringat bahwa dulu ketika Uraydhy ulang tahun, dia menghadiahkan sebuah tasbih hitam dari batu sebagai kado untuk Uraydhy. Karena Tiara berharap bahwa tasbih itu akan mengikat mereka untuk selamanya. Tapi apa mau dikata, perasaan tulus yang Tiara berikan untuk pria yang teramat dia sayangi tercoreng dengan fitnah dan kebohongan Uraydhy terhadapnya.
“Semoga dia menemukan kebahagiaan yang dia cari dan mendapatkan perempuan yang dia suka dan di restui oleh keluarganya” doa Tiara dalam hati.
Love shouldn’t be a secret. If you love someone, tell them. You will always regret it if you don’t.

Pesan terakhir saya dalam cerita ini.
Don’t you ever regret knowing someone in your life. Good people will give you happiness, bad people will give you experience, while the worst people will give you a lesson, and the best people will give you memories.

Apakah kisah Tiara dan Uraydhy belum berakhir? Apakah Tiara memilih mencari pengganti Uraydhy, atau memilih sendiri untuk sementara waktu dan fokus untuk meneruskan pendidikannya dan menjadi anak yang lebih membanggakan bagi orang tuanya, kemana kehidupan akan membawa Tiara? Nantikan kelanjutan kisah Tiara di season kedua.
InsyaALLAH... ;)