Sunday, 24 February 2019

Wish in Silence

Telah lama mengenalmu, dalam upaya berselancar di media sosial ada profile yang membuat pencarianku terhenti
Lama mengenalmu didunia maya, tidak cukup membuatku berani menyapamu secara langsung
Butuh waktu, butuh keberanian dan banyak pertimbangan
Tetapi jemariku tidak berhenti untuk mencari tahu siapa kamu, bagaimana kamu, dan seperti apa kamu
Penjelajahanku terus berjalan, mengenal sosokmu dari orang-orang terdekatmu
Sampai tiba masanya, keberanianku muncul dan mencoba menyapamu
Kau tau? Hanya Tuhan yang tau bagaimana perasaanku saat itu?
Gugupnya aku, gemetarnya aku, berulang kali membaca kalimat pertama yang ingin aku kirimkan ke kamu
Jujur saat itu hatiku dipenuhi tentangmu
Tapi ketika jawaban bijaksanamu kudapatkan dari kerabatmu
Aku sedih, patah hati sebelum dia berkembang
Tapi aku coba memahami, mungkin inilah jawaban dari istikharah yang aku jalankan selama satu bulan penantian

Disana kau menjalankan skenario yang Allah tuliskan untukmu
Disini akupun mengurai penggalan kisah hidup yang juga Allah tuliskan untukku
Walaupun kadang terlupakan karena kesibukan, tetapi selalu ada alasan untuk aku kembali melirikmu didunia maya kita.
Kau mungkin tidak tau, betapa melihat profile mu sudah cukup menentramkan ku
Aku bisa update tentangmu dari posting-an terbarumu atau balasan komenmu dengan teman nyatamu.
"Waiting is a sign of true love and patience. Anyone can say I love you, but not everyone can wait and prove it's true"

Tentangmu sempat lama terlewatkan, aku harus realistis
Dengan tegas kau memutuskan jalanmu
Dan aku pun memutuskan menjalani kisah ku yang membawaku kepada banyak kisah
Namun, sosokmu kembali menggangguku baru-baru ini
Aku memutuskan kembali menjadi secret admire bagimu
Selalu ingin tau tentangmu
Dan menyediakan waktu hanya untuk melihat kabarmu

Seperti syair yang diungkapkan Jalaluiddin Rumi
I choose to love you in silence, for in silence I find no rejection
I choose to love you in loneliness, for in loneliness no one owns you but me
I choose to adore you from distance, for distance will shield me from pain
I choose to hold you in my dreams, for in my dreams, you have no end

Kembali lagi,
Keadaanku membawaku melewatkan kisahmu (lagi)
Hal berat tengahku rasakan
Sampai akhirnya fokusku sudah beralih
Tetapi, tentangmu tidak pernah hilang

Sampai muncul seseorang yang aku hormati, memberikan sebuah tawaran
Lama aku berfikir dan memutuskan
"Apakah ini jalan dari Allah?"
Akhirnya aku putuskan, aku ikut mana yang terbaik
Aku tidak mau berandai
Seperti kata Umar bin Khattab ra.
"Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatiku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku"

Dan hatiku kuat untuk tidak berharap dan menunggu
Hatiku sepenuhnya kuberikan kepada ALLAH
DIAlah yang berhak mengatur semuanya
Aku pasrah dengan ketetapanNYA
Dan hanya memohon untuk dipilihkan yang terbaik dan dengan cara yang baik pula
Hatiku tenang kali ini
Hatiku tentram sekarang
Kamu bukan tidak lagi jadi harapanku
Hanya saja aku menyerahkan pilihan itu kepada Sang Pemilik Hati

When my prayers are answered, I am happy because it was my wish
When my prayers are not answered, I even more happy because that was ALLAH's wish
~ Ali Ibn Abi Thalib (ra)
That's my wish


#SepenggalKisahHati
#DariTiaraUntukFarras