Wednesday, 4 March 2020

3 Goals : Tentang Rasa Dari Negeri Seberang

Tinggal beberapa bulan lagi Tiara akan menghadapi hari besar dalam hidupnya saat ini. Segala usaha dan upaya yang dilakukan ternyata tidak sia-sia dengan doa yang menyertai tiap langkah dan perjuangan Tiara, walaupun ada rasa lelah, tidak percaya diri, ingin menyerah dan hancur tapi Alhamdulillah semua terlewatkan dengan sebuah pengumuman di laman website kampus yang tertera nama Tiara Nurul Faizah sebagai wisudawati yang oleh rapat senat dinyatakan lulus dalam program postgraduate di tahun 2013 ini. Ya, Tiara dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Master of Economics (M.Ec) di sebuah kampus ternama di Kuala Lumpur, University of Malaya.

Disela-sela akhir pekan, Tiara menghabiskan waktunya bersantai di asrama temannya, seorang diri. Sang pemilik kamar sedang keluar menikmati akhir pekan bersama pasangannya. Ditemani secangkir kopi, Tiara menikmati sore hari dengan berlayar di sosial media facebook. Dia menghabiskan waktu cukup lama disana, mengamati akun facebook seseorang yang sejak 6 bulan lalu telah menarik perhatiannya. Karena si pemilik akun ini, Tiara berubah menjadi stalker sejati hanya untuk mendapatkan informasi lebih detail seseorang di seberang sana. Seorang lelaki yang berprofesi sebagai Dokter ini telah mampu membuat Tiara merelakan waktunya hanya untuk meng-update­ apa yang sedang dilakukan lelaki tersebut setiap harinya. Diketahui bahwa lelaki ini lumayan sering online, hanya saja 2 tahun belakangan sudah jarang memposting sesuatu di beranda facebook-nya. Dari hasil spionase, Tiara banyak mendapatkan informasi mengenai si Dokter yang memiliki fisik tinggi, putih, berisi dan memiliki wajah yang agak oriental (Oppaaaa….. :D eh salah). Sang Dokter merupakan lulusan dari Universitas terbaik yang ada di Indonesia dan sedang menjalankan profesinya disalah satu Rumah Sakit besar terbaik yang ada di Jakarta (Oohh… Tuhan, Pintar pastinya nih :D). Selain itu, dari hasil menjadi James Bond KW, Tiara mendapat informasi lebih dalam bahwa ternyata Dia merupakan anak ke-empat dari enam bersaudara dan itu sama dengan Tiara yang juga merupakan anak ke-empat tapi dari 5 bersaudara. Si Dokter ini juga memiliki tanggal lahir yang hampir sama dengan tanggal lahir Tiara yaitu 07 Desember sedangkan Tiara lahir pada 17 Desember (Dasar nyama-nyamain aja lo Ra :P).

“Oohh.. my gosh, dia online” pekik Tiara kegirangan. Ok, ini hal konyol yang Tiara lakukan beberapa bulan belakangan ini. Hanya dengan melihat si Dokter tersebut online, sudah mampu membuat Tiara girang bukan kepalang, (please. *tepok jidat). Seperti biasa, cukup dengan melihatnya online Tiara sudah bahagia setengah mati, tanpa mampu atau berani menyapa Sang Dokter pujaan hati. “Kamu lagi dimana sekarang? Sembari online, kamu ngapain? Sudah makan? Hari ini sibuk ga? Pasien kamu rame ya?” rentetan pertanyaan yang ada dipikiran Tiara tanpa berani menyapa duluan. Ya Tuhan, ada ya manusia yang bisa sesuka itu dengan orang yang dia kenal lewat sosial media? Tapi, bukankah banyak yang awalnya berkenalan lewat sosial media lalu berjodoh dan akhirnya menikah?
Penelusuran Tiara tidak hanya sampai disitu, berdasarkan hasil menjadi Detektif yang tidak kenal waktu, Tiara menemukan beberapa informasi terkait Sang Dokter, dari kegiatan diluar profesinya si Dokter, saudara serta kerabat Sang Dokter (Parah sih lo, Ra :D). Tiara mencoba untuk melakukan pendekatan lewat sepupu si Dokter yang saat itu tengah mengenyam pendidikan S3 nya di Belanda. Sepupunya ini bernama Nayra, Melakukan pendekatan dengan Nayra ternyata tidak terlalu sulit karena Nayra orang yang amat sangat humble dan ramah banget. Sempat Nayra menanyakan tentang asal usul Tiara, dan MasyaALLAH diluar dugaan ketika Nayra mengkonfirmasi kepada ayahnya, ayahnya Nayra kenal baik dengan paman Tiara, betapa dunia itu sempit ya.
Tiara juga mengajak berbasi-basi di beberapa kali perbincangan, sampai akhirnya perbincangan mereka menjurus ke masalah percintaan. Nayra sedikit bercerita tentang kisah cintanya, Tiara mendengarkan dengan baik. Baru setelahnya Tiara terbuka bahwa dia tengah tertarik dengan seorang lelaki yang dia kenal lewat media sosial. Si Dokter itu yang mengisi hari-hari luang Tiara selama ini setelah merampungkan Tesisnya. Tiara bercerita tentang sosok Dokter ini kepada Nayra, menceritakan bagaimana dia menggunakan waktunya untuk men-stalking Sang Dokter. Nayra dibuat penasaran begitu Tiara bilang bahwa mutual friend di facebook Sang Dokter adalah Nayra, hingga Nayra mendesak untuk tau siapa lelaki tersebut, Tiara memberitahukannya, dia adalah Farras Hanif Barra. Nayra kaget begitu membaca chat dari Tiara. Bagaimana tidak, Farras adalah sepupunya. Nayra pun memberitahukan kepada Tiara bahwa Farras yang Tiara maksud adalah sepupunya. Tiara pura-pura kaget, karena sesungguhnya Tiara telah mengetahui bahwa Nayra dan Farras adalah saudara sepupu. Namun, Tiara tidak menceritakan itu kepada Nayra (hehehe...)

Dari Nayra, Tiara tau bahwa Farras merupakan sosok yang memiliki kemauan dan tekat yang kuat tapi juga humoris. Tiara semakin excited mendengar kisah Sang Dokter Farras dari Nayra. Nayra pun menawarkan untuk mengenalkan Tiara kepada Farras. “Mau ngga aku kenali ke Farras? Aku akan cerita ke Farras kalau mau kenali kamu ke dia karena yang aku tau Farras belum ada cewe nya deh” jelas Nayra. Tiara bingung, ada rasa senang tapi juga khawatir. Khawatir jika Farras menolak dan akhirnya menjaga jarak dari Tiara. Tapi mendapatkan dukungan dari Nayra, Tiara akhirnya setuju walaupun ada rasa tidak percaya diri. Ya, Tiara bukanlah perempuan yang percaya diri dan berani dengan lawan jenis. Tiara cenderung introvert jika berkaitan dengan lawan jenis lebih-lebih jika lelaki itu telah membuat dia tertarik. Tiara selalu merasa tidak pantas, secara fisik merasa tidak cantik, menganggap bahwa ada banyak perempuan cantik di luar sana yang lebih tepat. Tapi, untuk kali ini Tiara mencoba melawan rasa tidak percaya dirinya. Mencoba peruntungan jika Farras setuju untuk dikenalkan.

Dalam menanti kabar dari Nayra, Tiara menguatkan diri dengan melakukan sholat istikharah. Seminggu masih belum ada kabar, dua minggu berjalan juga sama, tiga minggu hingga genap satu bulan tidak ada kabar dari Nayra dan selama satu bulan pula Tiara terus melakukan sholat istikharah memohon kepada Allah. Sebenarnya Tiara bisa saja langsung menanyakan ke Nayra, tapi karena rasa minder-nya Tiara menahan diri padahal rasa penasarannya akan jawaban dari Farras membuat Tiara galau sepanjang penantian.
Hingga seuatu ketika, teman Tiara memberikan masukan yang membuat Tiara memberanikan diri untuk menanyakan keputusan Farras kepada Nayra. Tiara sudah mempersiapkan diri untuk mendapatkan jawaban bahwa Farras akan menolak bahkan dalam bayangan Tiara, porsi penolakan dari Farras jauh lebih besar persentasenya berbanding menerima perkenalan ini. Dan benar saja, ketika Tiara menanyakan jawaban Farras kepada Nayra ternyata Farras menolak untuk berkenalan dengan alasan yang membuat Tiara semakin kagum. Farras bilang bahwa dia belum mau berkomitmen dengan perempuan manapun karena fokus dia saat ini adalah pekerjaan dan beasiswa untuk melanjutkan ke spesialis. Jadi Farras ingin fokus dengan karir dan beasiswanya. Dia tidak ingin berkomitmen dengan perempuan dulu sebelum mampu untuk menikahinya. (MasyaALLAH banget…). Raut wajah Tiara berubah sedih tapi di sisi lain dia kagum dengan keputusan Farras, dia memang lelaki yang baik dan bertanggung jawab serta memiliki prinsip yang kuat. Namun rasa tertarik Tiara kepada Farras tidak serta merta lutur dari hati Tiara, Tiara tetap menyimpan rasa suka itu, Tiara masih setia memonitor akun sosial media Farras dari Negeri Seberang. Begitulah Tiara, perasaan yang dia miliki untuk Farras saat itu sangat tulus. Setahun setelah kejadian itu, Tiara mengetahui bahwa Farras berhasil mendapatkan beasiswa untuk meneruskan pendidikan spesialisnya. Tak henti-hentinya Tiara menganggumi sosok ini, membayangkan bisa bertemu, berkenalan, dekat hingga menikah sempat hadir di benak Tiara (Konyol emang :D). Walaupun gagal berkenalan dengan Farras, namun komunikasi Tiara dengan Paman Farras masih terjalin dengan baik walaupun tidak selalu sering bertanya kabar.

***
Tanpa terasa lima tahun telah berlalu. Tiara telah kembali ke Indonesia dan berkarir di kota besar Jakarta 5 tahun terakhir ini. Banyak kisah juga yang telah Tiara lalui, sempat berhubungan serius dengan seorang pria hingga merencanakan pernikahan namun kisah itu kandas karena sebuah pengkhianatan yang membuat Tiara kecewa berat. Pelajaran berharga Tiara dapat dalam hal percintaan dan kondisi itu membuat Tiara mengerti bahwa berharap pada manusia hanya akan membawa kecewa. Tiara sadar bahwa tempat yang paling tepat untuk dia menaruh harapan tertingginya hanyalah pada Sang Pecipta. Tiara bangkit, fokus dengan kehidupannya bersama keluarga, fokus dengan karir, memperluas silahturahimnya dan menyerahkan segala cerita hidupnya kepada Allah. “Ya Allah, tolong atur hidup hamba” batin Tiara. Life must go on.
Suatu malam, Tiara berlayar lama di instagram-nya dan tiba-tiba dia mendapatkan sebuah notifikasi akun seseorang yang memiliki pertemanan di facebook. Tiara kaget begitu dia melihat nama yang tertulis di akun IG itu “Farras Hanif Barra”. Tiara penasaran dan coba membuka akun tersebut dan benar saja akun itu milik Farras. Orang yang sampai detik ini belum hilang sepenuhnya dari hati Tiara. “Dia punya IG?” sorak hati Tiara, girang. Naluri detektif Tiara membara kembali, tanpa banyak buang waktu Tiara langsung berlayar di IG Farras yang ternyata tidak di private. Sejak malam itu, Tiara selalu menyempatkan untuk meng-update berita tentang Farras melalui akun IG milik Farras. Kehidupan men-stalking IG Farras sudah menjadi hobi Tiara setiap sebelum tidur. Memandangi gambar Farras sembari membaca sholawat dan berdoa didalam hati “Ya Allah, jika kami berjodoh berilah sebab musabab untuk kami saling bertemu, tapi bila kami tidak berjodoh maka berilah hamba ganti yang jauh lebih baik dari padanya” Akan tetapi, Tiara tidak berani untuk mem-follow IG Farras, Tiara minder dan malu.
Satu tahun berlalu dan tidak pernah satu malampun Tiara melewati untuk membuka IG Farras, hingga Tiara kaget begitu melihat Farras mem-posting photo sidang tesisnya. “Dia sudah lulus ternyata, Alhamdulillah” ucap Tiara sembari tersenyum bahagia namun senyum itu luntur ketika Tiara membaca salah satu komen di posting-an itu, ada perempuan yang sepertinya memberi kode menjodohkan Farras dengan teman mereka. “Dokter memang cocoknya sama Dokter” batin Tiara lirih. Sedihnya berbeda dengan 6 tahun lalu, kali ini lebih sedih. Sejak saat itu, Tiara tidak serajin seperti biasanya membuka IG Farras. Tapi tiap memandang photo Farras, Tiara selalu membaca sholawat dan memanjatkan doa kepasrahannya kepada Sang Pemilik Hati.

Bukan cinta yang mencari cinta
Tapi cinta yang mendatangi cinta
Bukan cinta yang menanti cinta
Tapi cinta yang meminta kepada Sang Pencipta Cinta

Beberapa bulan berlalu, Tiara melihat akun IG Farras sudah di private. Hal itu membuat Tiara tidak bisa mencari tau mengenai Sang Dokter Ganteng. Di tambah akun facebook Sang Dokter sudah sangat jarang aktif. Hingga suatu malam, Tiara memutuskan untuk mem-follow IG Farras yang sekian tahun hanya berani dia stalking tanpa berani di follow. Ternyata tidak ada gambar pernikahan disana, hanya ada satu gambar yang baru beberapa bulan di posting. Gambar Farras bersama ponakan-ponakan nya yang lucu. (Yakin itu ponakan Ra? Jangan-jangan anaknya? :P…) Yakiiinnn…. Karena ga mungkin anak Farras udah segede itu, kalau nikahnya tahun kemarin.
Farras Hanif Barra, namamu masih menghias di hati Tiara dan melihat photo-mu membuat Tiara yakin bahwa suatu saat kalian akan bertemu.
Namun Tiara menyerahkan semua keputuskan kepada Sang Pemilik Hati, bila memang berjodoh bagaimanapun sulitnya Allah akan memberikan jalanNya untuk menyatukan dua hati tersebut. Tapi, bila memang tidak berjodoh, mau semudah apapun jalannya maka dua hati tersebut tidak akan pernah menyatu.
Life is like a puzzle, we have to fit one piece at a time but Allah SWT sees the completed puzzle before we even begin.
Allah said, “Indeed, I know that which you don’t know” In Surah Al-Baqarah verse 30
Sekarang, fokuslah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki diri dan memantaskan diri sebagai hambaNya yang taat.