Tuesday, 5 August 2014

Silent is Gold

Terkadang sebagian orang menganggap bahwa diam itu adalah kalah, diam itu adalah penakut, diam itu adalah pengecut.
Tidak tau dari kaca mata apa mereka berasumsi seperti itu, tapi menurutku diam itu adalah emas, seperti kebanyakan orang katakan. Sometimes the best thing to do is be silent and watch how things play out and saves you from unnecessary arguments. Berbicaralah saat diperlukan atau lebih baik diam.

Untuk apa berbicara kalau tidak faham maksud, tidak mengerti konsep, tidak tau kondisi, hanya karena mengikuti nafsu untuk beragumen, berambisi mengutarakan pendapat sehingga terciptalah omong kosong karena beragumen tanpa mendengar (mengabaikan) pendapat orang lain, itu bukanlah cara yang edukatif.

Setiap orang bebas berpendapat, tapi pendapat seperti apa dulu? Berilah pendapat yang mendatangkan input untuk orang lain, pendapat yang menambah ilmu teman bicaramu. Anies Baswedan pernah berkata: Lawan badminton adalah teman berolah raga, Lawan debat adalah teman berpikir.

Sebelumnya Saya telah sering mengatakan bahwa kadang2 banyak mendengar itu jauh lebih baik daripada banyak berbicara karena pada saat kita bicara, kita hanya mengatakan apa yang kita tahu saja. Jadi tidak ada input didalamnya. Tapi, bila kita banyak mendengar, betapa banyak hal baru yang akan kita dapatkan, yang bisa menambah pengetahuan serta wawasan kita. Sometimes, not saying anything is the best answer. You see. silence can never be misquoted.

Namun bukan berarti berbicara itu salah. Kita boleh berbicara, mengajukan pandangan tapi pada saat yang tepat, pada saat memang diperlukan dan kita juga tau pada saat kapan dan dimana menempatkan bahwa diam itu emas. Abraham Lincoln pernah mengatakan better to remain silent and be thought a fool than to speak out and remove all doubt. Karena, banyak bicarapun terkadang secara tidak sadar justru kita menunjukkan siapa kita sebenarnya dan secara tidak langsung juga, kamu telah "menelanjangi" karaktermu sendiri.

No comments:

Post a Comment